Pemerintah Trump Persulit Permohonan Visa H-1B

Pemerintah Trump Persusah Permohonan Visa H-1B

Berita Luar Negeri - Warga asing yang ingin bekerja sementara di perusahaan-perusahaan teknologi tinggi Amerika Serikat bakal menjalani proses penyetujuan visa lebih lama.

Hal itu menyusul saat pemerintahan Trump memkabarhukan untuk sementara bakal menangguhkan akselerasi software visa H-1B.

Badan Kewarganegaraan serta Imigrasi Ameriksa Serikat (USCIS) berbicara pada Jumat (3/3/2017) bahwa terhitung mulai 3 April, pihaknya bakal mengulur waktu "proses premium" penyetujuan visa sampai enam bulan.

Berdasarkan prosedur yang dipercepat, pemohon yang dianggap pantas biasanya telah memperoleh persetujuan visa dalam waktu 15 hari.

Dengan visa nonimigran H-1B, perusahaan-perusahaan AS bisa mempekerjakan karyawan tingkat sarjana di sejumlah bidang khusus, tergolong teknologi informasi, pengobatan, teknik serta matematika.

USCIS berkata, selagi masa penangguhan tersebut para pemohon visa masih bisa meminta pertimbangan supaya proses softwarenya dipercepat.

Tetapi, mereka wajib memenuhi kriteria tertentu, semacam argumen kemanusiaan, keadaan darurat alias kemungkinan bahwa suatu  perusahaan alias seseorang bakal mengalami kemenyesalan keuangan.

Amerika Serikat sekarang mengeluarkan 65.000 visa H-1B setiap tahunnya serta tambahan 20.000 bagi mereka yang telah menamatkan pendidikan perguruan tinggi di Amerika Serikat.

Visa H-1B berlaku selagi tiga tahun tetapi bisa diperpanjang untuk tiga tahun lagi.

USCIS berbicara bahwa, dengan menangguhkan proses premium, pihaknya bisa mengatasi pekerjaan yang tertunda terkait permohonan-permohanan visa yang telah lama diajukan.

Penangguhan tersebut ditempuh pada saat pemerintahan Presiden Donald Trump juga menerapkan prosedur deportasi lebih keras kepada para imigran ilegal di Amerika Serikat.

Pemerintahan Trump juga sedang berupaya menerapkan larangan pemberian visa bagi warga dari tujuh negara yang berpenduduk mayoritas Muslim. Larangan itu dimentahkan oleh suatu  pengadilan federal.

Presiden Trump tahun lalu mengkampanyekan janji untuk melancarkan operasi kepada para imigran yang disebutnya mengambil lahan pekerjaan warga negara Amerika Serikat.