Bercinta di Pantai Rahasia
Pagi itu kami duduk sarapan berdua. Saya sedang membubuhkan merica dan garam ke telur setengah matang di piring saat Adrian, suami saya, bilang, “Ayo kami berangkat ke pantai, berenang lalu bercumbu di sana.” Saya pikir Adrian bercanda sehingga saya tertawa kecil seraya membawa kepala memandangi Adrian. Tapi begitu menonton wajah serius suami terganteng di dunia ini (boleh ya muji suami sendiri ?? Hahaha), saya tau kalo Adrian nggak main-main. “Ayo! Siapa takut?” Begitu jawab saya nggak mau kalah. :mrgreen: Well, emang cuma dirinya aja yang boleh nakal, saya juga berani! Teriak saya dalam hati yang lalu berangkat ke kamar buat siap-siap pakai hotpants dan tank top dengan belahan punggung terbuka.
Percakapan tadi menjadi awal dari petualangan kami di Bali. Penasaran? Sinih, lanjut dibaca cerita saya ?? Anyway, ini merupakan liburan impulsif sebab lagi ada promo anti mainstream dari Citilink. Lumayan, bisa bisa tiket terjangkau banget nggak nyampe 1 juta PP. Namanya liburan impulsif maka kami nggak tidak sedikit persiapan, dan dampaknya kami nggak bisa mobil buat disewa. Gila, Bali laris manis banget sama wisatawan. Ikut bahagia sebab itu artinya roda ekonomi lokal berputar kencang. Nggak ada mobil gapapa, nggak bikin kami kecewa. Tetap bisa sewa motor dong! Semakin terang, saya jarang banget naik motor, punya trauma sebab sempat kecelakaan sampe 3x sehingga bawaannya ketakutan semakin kalo naik motor sendiri. Kalau diboncengin sih tetap agak berani sedikitlah
Well, sebab namanya petualangan impulsif, namanya juga ide liar, mesti disambut dengan sesuatu yang nggak biasa juga dong, semacam naik motor itulah ?? atau malah bercinta di alam bebas. Eh ?? Anw, keputusan berkendara motor ini sehingga keputusan yang nggak saya sesali. Sepanjang jalan kami bernyanyi riang sementara saya memeluk erat Adrian dari belakang, sesekali menyubit pinggangnya kalo nakal ngebut-ngebut, dan kadang-kadang memijit pundaknya kalo udah pegel. Seru banget! Berasa kayak pacaran dulu. Komplit pula pake deg-deg ser gimana waktu dada saya menyentuh punggungnya. Anuh, udah lama nggak pelukan dari belakang! Hahaha.
Iya kan? Kalo kayak gini, sehingga bikin inget pas zaman pacaran dulu kan? Kalo naik motor maunya gas-rem semakin. Hahaha. Abis itu peluk erat-erat dari belakang seolah dunia milik berdua aja dan yang lainnya ngontrak. Ngaku aja deh. Tentu ada yang sambil senyum-senyum baca ini. Hehehe.
Duh motoran mesra gini bikin keinget lagunya Sheila on 7 yang judulnya Pede. Ada yang inget? Ngintip di kapanlagi liriknya tuh gini, “Pegang erat pinggangku saat kami melaju di atas dua roda, dendangkan dan lagu kesayanganmu semacam sedia kala dimana kami terangkai bersama.” Hasyek!Udah ah intronya ya. Anyway, pantai rahasia yang saya sebut-sebut dari awal ini, tidak hanya cantik juga unik. Lokasinya di Desa Kutuh, Badung dan punya 3 nama lho. Warga lokal menyebutnya Pantai Kutuh, sementara nama resminya merupakan Pantai Pandawa, tapi kalau bule-bule bilangnya Secret Beach (Pantai Rahasia). Disebut pantai rahasia sebab lokasinya berada di balik bukit batu yang terjal sehingga terlihat susah untuk ditemukan. Tapi jangan kuatir, meski terjal tapi jalanannya mulus banget kayak abis facial, saking mulusnya bisa tergelincir kalau nggak hati-hati ?? . Kami sendiri sempat membatin ini mana ya pantainya? Kok batu semua. Rasanya udah pengen putar balik aja sebab takut kesasar. Untung sabar dan tetap jalan semakin, nyatanya sabar sedikit pantainya pun kelihatan.
Pas kami datang ke sini Pantai Pandawa ini belum terlalu hits, tetap tidak sedikit orang yang belum tahu jadinya tepat untuk ML di ruang udara terbuka. Eh :mrgreen: lha kok fantasinya sehingga makin bablas liar begini? ?? Tolong guyurin air dulu biar nggak ngepul saking panasnya ini kepala. Hahaha. Btw kalian tidak jarang berfantasi liar gitu juga nggak sih ke pacar atau pasangan?
Matahari lumayan terik bersinar saat kami hingga. Bau laut yang segar menggelitik hidung sementara angin lembut bertiup memainkan anak rambut saya. Bikin gatel sekaligus geli. Menggugah semangat dan gejolak gembira di dada. Hup! Saya segera meloncat dari sadel belakang motor dan berlari menuju pantai. Bukan sebab nggak sabar bercumbu (padahal terbukti telah horny), tapi juga sebab udah kepanasan. Sadel motor lumayan nylekit ya panasnya >.< Hahaha. Bayangin deh tuh kepanasan sebab matahari Bali ada 5 tapi di saat bersamaan juga lagi horny. Silakan dipikir kayak gimana itu! ??
Dari belakang saya dengar Adrian terbuktigil-manggil, “Hooiii tungggu.” Tapi saya tidak peduli, pura-pura tuli sama teriakkannya. Saya tinggalkan Adrian memarkir motor sementara saya menyambangi pasir putih yang sedari tadi seolah telah terbuktigil-manggil untuk digeluti.
Kebangetan. Pantai ini kebangetan cakepnya. Setuju? Pasirnya halus banget sehalus pantat bayi. Anginnya segar dan ombaknya malu-malu lembut. Pas banget buat mandi-mandi imut. Datang di pagi hari tetap sepi banget, mulai rame seusai jam 1 siang ke atas dan menjelang sore. Tapi perhatikan bendera merah di segi kiri itu ya, itu artinya zona bahaya untuk berenang. Sehingga ya leyeh-leyeh santai aja bolehlah tapi jangan hingga ke tengah. Kayak anak ilang loncat-loncat. Abis mau gimana lagi.. Pantainya nggak terlalu ramai. Bebas, lepas berasa milik sendiri. Gambar-gambar di sini pun latarnya bersih, nggak bocor orang. Kalaupun ada bocor sedikit aja dan jauh.
Untuk suamiku yang kadang usil nan jahil dengan ide-ide gilanya… Terima kasih untuk cintamu, untuk kasih sayangmu padaku. Aku bersyukur untuk semua sabar dan arti yang rutin kau limpahkan untukku. Terima kasih untuk liburan ini, untuk janji setia bahwa kami bakal rutin berpegangan tangan apapun yang terjadi. Terima kasih sebab engkau tidak sempat melepaskan genggamanmu saat aku goyah, justru rutin mengeratkan peganganmu saat badai menerpa. Terima kasih untuk semua tawa yang kau berbagi, untuk semua kekonyolan yang kami lalui bersama. Untuk semua presati yang kami raih bareng dengan saling mendukung satu sama lain, untuk semua masa-masa suram yang Tuhan ijinkan kami lalui yang justru membikin kami saling sayang. Terima kasih cintaku.
“Aku tidak bisa menjanapabilan nasib yang tenang tanpa ombak, tapi aku bisa berjanji bahwa aku bakal rutin bersamamu menghadapi semua,” itu katamu dulu dengan penuh kesungguhan dan ketulusan. Kirain dulu gombal padahal kalian serius. Sungguhlah tetap aku ingat dan bakal rutin ingat janjimu itu. Tergolong mengingat zaman pacaran dulu yang kadang bermotor ria, nggak nyangka kini terulang lagi peristiwanya. Lucu tapi menggemaskan. Mesikipun panas dan gerah cuacanya tapi kok ya terasa romantis. Hehehe.
Pantai Pandawa dengan pasir lembutnya ini terbuktilah sempat bikin saya menye-menye ?? Hahaha. Mungkin pengaruh suasananya yang terasa menyegarkan, auranya tuh bikin gembira sekaligus memantik segi romantis di hati. Alhasil hati bahagia sekaligus galau. Bimbang nggak tuh?
Ohya ada tidak sedikit faktor yang bisa diperbuat di Pantai Pandawa ini. Mulai dari paralayang, main kano, pijat atau ya berenang-renang cantik. Ada juga yang sekedar tidur guling-gulingan berjemur sambil baca buku, tapi saya dan Adrian memutuskan untuk menyusuri bibir pantai saja. Bibir pantai lhooo… Bukan bibir manusia. Eh ??
Pengunjung Pantai Pandawa ini agak unik, di sini ada tidak sedikit bule-bule berenang dengan bikini (ya namanya juga di pantai kan ya), tapi ada juga yang pakai abaya duduk-duduk santai. Agak kontras dilihatnya tapi ya ruang publik so leluasa ajaaaa. Tidak hanya millenials juga tidak sedikit orang tua setengah baya yang vakansi di sini sementara anak-anak pun tidak kalah heboh berlarian ke sana ke mari. Pengunjungnya bervariasi banget!
Ohiya, ngomongin bercinta, pantai atau bibir laut itu terbukti bisa sehingga salah satu tempat ML yang asyik. Apalagi kalau ada batu karang yang gede-gede sebesar raksasa, semacamnya tepat untuk minta nyusu sama pacar. Oops maksudnya suami hehehe ?? Soalnya batu karang yang gede gitu tepat sehingga kamuflase. Hahaha. Asal jangan lupa aja bawa handuk besar atau kain Bali gitu sih. Pasirnya nggak enak kalo nempel di badan atau masuk-masuk ke akar rambut. Pliket atau lengket, cyin. Bersihinnya susah. Cuma ada juga yang butuh diingat, namanya ruang publik dan sebab kami tinggal di Indonesia maka hati-hati kalau mau uhuy-uhuy indehoy di alam bebas. Nyebut-nyebut deh dan rutin permisi. Biar horny tapi ya mesti tahu diri. Hehehe. Jangan hingga pulangnya malah ada yang ngikutin nempel dan mesti ke orang pinter buat ngelepasinnya. Woiii repot woiii. END by Cerita Terkini 2019 - Cerita Cinta, Cerita Dewasa, Berita Olahraga dan Kesehatan.
0 Komentar